Selasa, 09 Februari 2016

ENERGI NUKLIR (Ancaman atau Kesempatan)

Sejak revolusi industry dimulai di Inggris, kebutuhan akan energy semakin meningkat secara drastis. Saat ini, sebagian besar kebutuhan energy dipasok dari bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Namun, permasalahannya adalah bahwa sumber bahan bakar fosil merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources). Kemudian peningkatan kebutuhan semakin meningkat secara drastis sehingga energy yang dihasilkan masih kurang cukup. Selain daripada itu, bahan bakar fosil mengakibatkan polusi.
Walaupun sumber daya energy baru terbarukan (EBT) memiliki potensi yang sangat besar dan menjanjikan, tetapi investasi dibidang ini sangat besar dan jumlah energy yang dihasilkan tidak sebesar energy fosil maupun nuklir. Di AS, nuklir menyumbang 21% kebutuhan energy, sementara batubara 41%, gas 24%, EBT 12% (70% air), dan minyak bumi 1%. Sehingga pengembangan energy nuklir masih dilakukan di AS, untuk menggantikan batu bara.

Terdapat miskonsepsi terkait system kerja energy nuklir. Nuklir terbagi atas dua system kerja, yaitu fisi (pembelahan) dan fusi (penggabungan). Pertama, nuklir memerlukan bahan bakar, Uranium, Plutonium, Thorium, dll. Kemudian bahan bakar tersebut diperkaya “enrichment” dan dibentuk kedalam bentuk pellet kemudian masukkan kedalam batang bahan bakar “Rods”. Untuk reactor PWR (Pressurized Water Reactor) Dengan reaksi fisi (chain reaction) di dalam reactor nuklir menhasilkan panas. Panas yang dihasilkan digunakan untuk menguapkan air, uap air kemudian menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Uap air tersebut kemudian didinginkan lagi melakui kondenser dan kembali mengulang siklus yang sama lagi.

Namun, tidak dapat dipungkiri, PLTN menghasilakan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Namun, limbah tersebut harus dijadikan sebagai tantagan yang menggugah kemampuan, bukan ancaman bagi lingkungan. Menurut IAEA, terdapat enam jenis limbah nuklir, tetapi di Indonesia, BATAN hanya mengklasifikasikan limbah nuklir kedalam tiga kategori. IAEA secara berkala melakukan pengawasan terhadap fasilita-fasilitas nuklir diseluruh dunia, kecuali Israel. Limbah nuklir tidak dapat serta-merta dibuang ke lingkungan. Harus ada system penanganan limbah dan merupakan salah satu persyaratan utama dalam pembangunan fasilitas nuklir. limbah nuklir harus melewati tahap pengolahan yang sangat ketat sebelum disimpan. Limbah nuklir merupakan zat radioaktif yang meluruh dengan waktu, artinya sifat aktivitas limbah nuklir akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu dan potensi bahaya radiasinya berkurang secara eksponensial terhadap waktu. Artinya tingkat radiasinya akan turun setengah kalinya dalam setiap periode waktu tertentu. Jangka waktu paruh limbah nuklir bervariasi, mulai dari yang hilang dalam hitungan hari, hingga yang berjangka wakti puluhan ribu tahun. Secara garis besar, pengolahan limbah radioaktif tiga prinsip, yaitu prinsip reduksi volume, pengolahan bentuk fisik dan kimia, dan penyimpanan

Iodin-131
 8 hari
8 hari
8 hari
8 hari
8 hari
Plutonium-239
24.000 tahun
24.000 tahun
24.000 tahun
24.000 tahun
24.000 tahun

Jika dibandingkan, penggunaan PLTN lebih efisien daripada pembangkit listrik tenaga fosil. PLTU Batubara dengan daya 1000MWe dalam satu tahun memerlukan tiga juta ton batubara. Dari jumlah tersebut akan terbentuk 7 juta ton limbah CO2, 20.000 ton SO2, 4.000 ton NO2, 300.000 ton debu, dan 400 ton logam berat (Hg, As, Pb, dan Cd).  Dalam setahun, PLTN dengan daya 1000 MWe (tingkat pengayaan 4%) akan menghasilkan LAT dalam bentuk bahan bakar bekas sebanyak 30 ton, LAS terolah sekitar 300 ton, dan LAR terolah 450 ton. Sekilas, melihat kuantitas limbah tersebut sangat besar. Namun, limbah nuklir sangat aman karena mendapatkan penanganan dengan standar keamanan yang sangat tinggi.


Jadi, kombinasi antara energy nuklir dan energy baru terbarukan merupakan kombinasi yang sangat baik bagi pemenuhan energy di masa depan yang handal dan ramah lingkungan.

Sumber
http://www.batan.go.id 
http://esdm.go.id

The Second KRI KLEWANG (the Indonesian stealth missile vessel)



KRI Klewang I (before accident)
The Indonesian navy is now begin to rebuild and modernized its power to meet MEF (Minimum essential forces) to protect its territory. The main challenge for the Indonesian navy was lack of technology and equipment. After a long decades suffered from dependency to other countries, economic crisis, and international embargo. Now, the government try to develop local product. After signed a contract of four landing platform dock (LPD) ships from Daesun Shipbuilding, South Korea with transfer of technology agreement. The agreement allowed the Local industry to build 2 out of 4 ships in Indonesia. The Indonesia National Armed Forces (TNI) is now entering a new era.

KRI Dr. Soeharso 990 (LPD produced by S. Korea)
KRI Banda Aceh 593 (LPD produced by PT.PAL)
The awakening of the Indonesian defence industries begin in, 2008 when the Indonesian Vice President, Jusuf Kalla signed a contract about 80 Anoa armored personel carrier from PT. Pindad (Ltd.) for TNI. At the peak, the sixth President of the Republic of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono planned to revitalization and modernization of the TNI by imported many kind of weaponry from various country to avoid total shut down if somehow Indonesia faced international sanction. Besides import from other countries, Indonesia also developed their local industries such as rotary wing and fixed wing aircraft, APC’s, small arms, patrol boat, fast attack vessels, rocket, and other equipment and instrument. The president ordered Indonesian naval industries especially PT PAL (persero), PT. Lundin, PT Palindo, PT Pindad, and other companies for fast attack craft (FPB and KCR), transport ships (LPD), patrol ships (KAL). The local industries  also collaborated with foreign companies, such as Daesun Shipbuilding (South Korea) to build LPD’s, DSME (South Korea) Changbogo Class submarine, Damen Schelde Shipbuilding (Netherland) to developed PKR-10514 project and other counterparts.

The Indonesian Navy Chief of Staff, Admiral Marsetio has signed for four three-hulled (trimaran) stealth ships from PT. Lundin Invest (Ltd.). The first ship, named KRI Klewang was ready to sea trial and commissioning, but need some finishing touch to make it ready to enter service. It has hi-tech avionic system, armed with eight Chinese C-705 surface-to-surface missile and a 40mm on board cannon. Powered by four MAN V12 with total 7200 horsepower. It can reach top speed is as much as 35 knots, although cruising speed is 22 knots. The maximum range is about 2000 nautical miles at 16 knots. But unfortunately, something wrong happen while the workers were installing the finishing touch. Those tragedy burn out the hope of the most Indonesian poeple to saw the might of the Indonesian navy.

Four years later, studied from the last mistake, PT. Lundin Industry Invest beginning the construction of the second Klewang. The second Klewang is now on progress cooperate with Saab Technology from Sweden. With new partner, means new modifications, the Saab modified models have some differences with the original design.

Differences
There some differences between the first Klewang with the new one. From the body design, the most differences are the radar tower which is taller and its pentagonal shapes, and the last differences are the cannon turret also moved to the in front of the bridge. The Saab also added Giraffe LT radar and Saab CEROS 200 radar and optronic tracking system. Those instruments linked together by Saab 9LV Combat Management System. The hull also replace from fiber composite to other classified materials.

The Klewang II’s main cannon replaced by Saab’s Bofors 40mm Mk IV naval gun to improve its firepower. The bofors cupola would be shaped to match the faceted topside structure of the vessel itself, so maintaining the vessel’s low radar signature. The 40mm Mk 4 gun has a maximum range of 12.5km, and a cyclic rate of fire of up to 300 rounds a minute. Rather than being limited to single shot or fully automatic, the operator can now select any firing rate between 30rds/min and 300rds/min


Then, the original missile were replace from the Chinese C-705 anti-ship missile, replaced by RBS 15 Mk III anti-ship missile. The RBS 15 Mk III is a long range surface to surface missile, developed by Saab. This replacement increase the effective range from 120 km to 200km. But, the Saab decreased amount of the missile from 8 to only 4 missiles due to the huge missile dimension.

ANGKATAN BERSENJATA RUSIA

Angkatan Bersenjata Rusia “Вооружённые Си́лы Росси́йской Федера́ции”, (Vooruzhonniye Síly Rossíyskoy Federátsii) merupakan angkatan bersenjata Federasi Rusia yang mulai aktif sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1992. Saat ini, mentri pertahanan Rusia dijabat oleh Jenderal Sergey Shoigu yang menggantikan Anatoly Serdyukov dan Panglima Angkatan Bersenjata Rusia dijabat oleh Jenderal Valery Gerasimov. Sementara, panglima tertinggi angkatan bersenjata dijabat oleh Presiden Vladimir Putin.

Dalam mempertahankan kedaulatannya, Rusia mengalokasikan dana sebesar 13,49% dari GDP pada tahun 2014, pada tahun 2015 Duma mengalokasikan 3,1 Trilyun Rubel dan sedangkan pada tahun 2016 diperkirakan alokasi anggaran pertahanan Rusia sebesar 3,145 Trilyun Rubel (50 Milyar US Dollar). Tahun ini, Duma berencana akan manikkan anggaran untuk gaji prajurit sebesar 40 milyar rubel, namun menurunkan anggaran untuk kebutuhan militer khusus sebesar 48 milyar rubel (Catatan: 1 USD = 75,57 Rubel).Berdasarkan pada data penduduk tahun 2013, terdapat 34.765.736 penduduk laki-laki pada rentang usia 16 sampai dengan 49 tahun yang siap untuk dinas militer, dan 35.410.779 perempuan usia 16 sampai dengan 49 tahun yang siap untuk dinas militer.

•           Angkatan Darat
Sukhoputnyye Voyskia Rossiyskoy Federatsii (SV-RF) merupakan Angkatan Darat Federasi Rusia mulai berdinas aktif sejak 1992, dengan markas besar bertempat di Moskow. Saat ini, kepala staf angkatan darat dijabat oleh Kolonel Jenderal Oleg Salyukov. Calon perwira Angkatan Darat Rusia akan dididik di Akademi Militer Suvorov. Di Indonesia, TNI-AD membagi wilyah kedalam 14 daerah militer, tetapi di Rusia hanya ada empat distrik militer, yaitu disrik barat (St. Petersburg), distrik selatan (Rostov-on-Don), distrik pusat (Yekaterinburg), dan distrik timur (Khabarovsk).

•           Angkatan Laut
Voyenno-Morskoy Flot Rissiskoy Federatsii (VMF-RF) merupakan Angkatan Laut Federasi Rusia yang aktif sejak 17 Januari 1992, berkedudukan markas besar di St. Petersburg. Pasca runtuhnya Soviet, AL Rusia mengakuisisi sebagian besar armada kapal perang permukaan dan seluruh armada kapal selam berpropulsi nuklir milik AL Soviet. VMF memiliki fasilitas peluncur senjata strategis bergerak berupa kapal selam nuklir. Kadet Akademi Angkatan Laut Rusia akan dididik di Akademi Angkatan Laut Nakhimov. Saat ini, kepala staf Angkatan laut dijabat oleh Laksamana Viktor Chirkov. Kekuatan angkatan laut terdiri atas 133.000 personel, 280 kapal perang, dan 254 pesawat angkatan laut.

Angkatan Laut Rusia terbagi dalam Lima Armada Utama yang bertanggung jawab atas wilayah yang berbeda, yaitu: Komando Armada Gabungan Strategis Armada Utara (Murmansk) dengan kekuatan 1 kapal induk, 2 penjelajah nuklir, 23 kapal selam nuklir, dan berbagai kapal lainnya, Armada Laut Baltik (Baltysk) 10 kapal, Armada Laut Hitam (Novorossysk) 9 kapal, Armada Laut Kaspia (Astrakhan) 8 kapal, dan Komando Gabungan Strategis Armada Timur (Vladivostok) 15 kapal selam nuklir, 1 penjelajah tempur, dan kapal lainnya.

Saat ini, Flag Ship atau kapal utama disandang oleh Kapal Induk Admiral  Kuznetzov. Selain daftar tersebut diatas, tiap-tiap armada dilengkapi dengan kapal-kapal perang pendukung, seperti: Landing Ship Tank (LST), Landing Platform Dock (LPD), Minesweeper (penyapu ranjau), kapal patroli, kapal cepat rudal, kapal cepat torpedo, dan jenis kapal lain yang berukuran lebih kecil dari kapal jenis korvet. Selain kapal perang dan kapal selam, VMF memiliki korps penerbang angkatan laut AV-MF (Aviatsia Voyenno Morskogo Flota).

•           Angkatan udara
Voyenno-Vozdushniye Sily Rossiskoy Federatsii (VVS-RF) merupakan Angkatan Udara Federasi Rusia hasil transformasi dari Voyenno-Vozdushniye Sily Sovetskikh Soyuz (VVS-SS), memasuki dinas aktif pada 7 Mei 1992. Angkatan Udara Rusia mewarisi 65% dari seluruh armada AU Soviet. Kepala staf angkatan udara saat ini dijabat oleh Letnan Jenderal Viktor Bondarev dengan kekuatan 148.000 personel. Sebuah skuadron pesawat terdiri atas 16 unit pesawat.

•           Pasukan Lintas Udara
Vozdushno Desantnyye Voyska-Rossiyskoy Federatsii (VDV-RF) merupakan pasukan lintas udara yang secara independen berada diluar unit angkatan darat, udara, maupun laut. Saat ini, VDV dipimpin oleh Letnan Jenderal Vladimir Shamanov, berkekuatan 45.000 personel dan direncanakan akan dimekarkan menjadi 70.000 personel pada tahun 2019. Selain kekuatan infanteri, VDV juga dilengkapi dengan kendaraan lapis baja yang dirancang secara khusus.

•           Angkatan Persenjataan Strategis
Raketnnye Voyska Strategicheskogo Naznacheniya Rossisykoy Federatsii (RVSN) merupakan pasukan kesenjataan strategis yang berkedudukan di Moskow. Angkatan bersenjata Rusia mengakuisisi sebagian besar fasilitas peluncur senjata strategis dari Uni Soviet. RVSN-RF merupakan angkatan perang yang memiliki kualifikasi dibidang kesenjataan stretegis dan operator persenjataan strategis yang dimiliki Rusia, seperti rudal menengah, jarak jauh, dan ICBM (Intercontinental Ballistic Missile) yang dapat dilengkapi dengan kemampuan hulu ledak nuklir. Selain membidangi persenjataan rudal jarak jauh, unit ini juga mengoperasikan armada pembom strategis. Saat ini, RVSN-RF dipimpin oleh Letnan Jenderal Sergei Karakayev dengan jumlah personel sebanyak 18.000 pesonel. 

RVSN-RF mengoperasikan persenjataan berupa peluru kendali yang dapat dioperasikan melalui fasilitas peluncur tetap yang derada di bawah tanah atau “missile silo” dan peluncur bergerak, sementara untuk persenjataan strategis yang diluncurkan dari kapal selam dioperasikan oleh angkatan laut.

•           Pertahanan Angkasa
Voyska Vozdushno-Kosmicheskoy Oborony or Voyska Rissiyskoy Federatsii (VKO-RF) merupakan kecabangan militer rusia yang bertanggung jawab atas pertahanan udara dan senjata strategis terhadap Rusia serta operasional satelit militer dan fasilitas ruang angkasa militer di Plesetsk Cosmodrome dan Baikonur Cosmodrome di Azerbaijan. VKO merupakan cabang independen yang berdiri sendiri dari kecabangan militer lainnya. Saat ini, komandan VKO dijabat oleh Mayor Jenderal Alexander Golovko.  

Saat ini, militer Rusia merupakan pendukung utama pasukan Suriah dibawah rezim Bashar Al-assad. Militer Rusia melakukan pengeboman secara intensif melalui kekuatan udara, selain itu pasukan Rusia juga diterjunkan dari laut dan didarat untuk mengamankan kedaulatan Suriah yang dikoyak perang saudara. Selain menghancurkan kekuatan pemberontak Surian, kehadiran tentara Rusia di Suriah dianggap perimbangan kekuatan antara kekuatan NATO di negara teluk.


Senin, 08 Februari 2016

TEROR, REVISI UU TERORISME, DAN PERLUSAN WEWENANG INTELIJEN


Maraknya aksi terorisme di Indonesia sejak masa reformasi sering dikaitkan dengan lemahnya kewenangan intelijen. Pelemahan fungsi intelijen tersebut ditandai dengan dicabutnya UU Anti Subversi pada masa pemernintahan Presiden Abrurrahman Wahid. Berdasarkan Pasal 5 UU No. 17 Tahun 2011 tujuan intelijen negara adalah mendeteksi, mengidentifikasi, menilai, menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan Intelijen dalam rangka memberikan peringatan dini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata terhadap keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagi kepentingan dan keamanan nasional. Sehingga, badan intelijen di Indonesia tidak dibekali dengan kewenangan penagkapan.

Namun, teror yang semakin nyata belakangan ini, mengusik rasa aman rakyat Indonesia. Rangkaian teror tersebut menyebabkan timbulnya anggapan dan pertanyaan sinis di masyarakat terkait kinerja aparat keamanan, terutama intelijen. Jawaban bagi pertanyaan masyarakat tersebut yaitu karena tidak ada dasar hukum yang membenarkan aparat untuk menangkap seseorang tanpa alat bukti yang cukup, seperti Internal Security Act di Singapura dan Malaysia. Dalam kasus terorisme, bahkan orang yang terindikasi sebagai seorang teroris tidak dapat ditangkap apabila tidak ada alat bukti yang cukup.

Dari sanalah mulai tumbuh keinginan untuk merehabilitasi kewenangan intelijen agar memiliki wewenang yang lebih besar. Berdasarkan polling yang dilakukan oleh harian Kompas yang diterbitkan hari Senin, 1 Januari 2011 menyatakan lebih dari 70% masyarakat menyatakan setuju terhadap penamabahan wewenang penangkapan oleh intelijen terkait aksi terorisme. Kewenangan penangkapan tersebut termaktub dalam Revisi UU Terorisme. Namun, kewenangan yang besar bukan tanpa konsekuensi. Konsekuensi yang harus dihadapi oleh BIN adalah keterbukaan, keterbukaan dalam arti siapa ditangkap atas dasar apa. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang. Sehingga kewenangan penangkapan tersebut perlu dikaji dan didukung lebih lanjut karena dapat meningkatkan efektivitas kinerja aparat keamanan dalam memberantas dan cegah dini aksi terorisme.










BATALYON 911/ PASUKAN KHUSUS KAMBOJA YANG DILATIH KOPASSUS



Batalyon Para Komando 911, merupakan batalyon pasukan khusus Angkatan Bersenjata Nasional Khmer, atau Angkatan Bersenjata Kamboja. Unit ini memegang peranan penting dalam terbentuknya Kamboja yang damai.
Kala itu, Kamboja sedang dikoyak perang saudara antara pemerintah kerajaan Khmer dan pemberontak Khmer merah pimpinan pol-pot. Khmer merah merupakan Partai Komunis Kamboja atau Kampuchea yang berafiliasi dengan Vietnam Utara. Pada 1975 Khmer Merah pimpinan Pol-pot berhasil menguasai Kamboja dan mendirikan Negara Demokratik Kampuchea.  Khmer Merah dikenal sangat kejam dalam mempraktikkan ajaran komunis, seluruh ajaran agama dilarang dan bagi setiap orang yang sedang beribadah akan dibunuh. Selain itu seluruh profesi intelektual (politisi, guru, dan dokter dilarang), orang yang memiliki hubungan dengan pemerintah, dan cendekiawan akan dibunuh. Dengan kekejaman tersebut, Khmer Merah di perkirakan membantai 2 juta warga sipil kamboja. Akhirnya perang saudara Kamboja dinyatakan usai pada Konvensi Paris 1991.
Seusai perang saudara, negara Kamboja hancur dan memerlukan bantuan internasional. Bantuan internasional berdatangan mulai dari makanan, obat-obatan, bahan bangunan, dan lain-lain. Dalam urusan pertahanan, militer Kamboja mengirimkan pasukannya untuk dilatih untuk menjadi pasukan linud. Kemudian, melihat keefektifan pasukan hasil didikan Kopassus, militer Kamboja menginginkan pasukannya agar dilatih pasukan khusus di Pusdikpassus. Untuk itu, pihak Kopassus membentuk sebuah tim untuk menyeleksi tentara Kamboja yang akan mengikuti pendidikan komando. Standar yang ditetapkan merupakan standar biasa yang ditetapkan bagi calon siswa komando pada umumnya, yaitu akademik, psikologi, jasmani, dan kemiliteran dasar serta minat.
Setiap tahun, militer Kamboja mengirimkan anggotanya untuk dilatih bersama dengan siswa komando di Pusdikpassus, Batujajar. Tidak ada perhatian lebih atau kesan yang terlalu dispesialkan “dienakin” bagi siswa komando dari Kamboja, mereka harus mengikuti pendidikan selama tujuh bulan bersama dengan siswa-siswa komando dari TNI.
Bagi lulusan Pusdikpassus asal Kamboja tersebut merupakan suatu kehormatan dapat menempa ilmu di Pusdikpassus, karena tidak semua anggota TNI saja dapat dididik disana. Lulusan-lulusan tersebut kemudian dimasukkan kedalam Batalyon 911 yang bermarkas di Pnom Pehn, ibu kota Kamboja. Lulusan Pusdikpassus tersebut juga melakukan pelatihan bagi tentara Kamboja lainnya. Tidak hanya itu, tim pelatih dari Kopassus juga didatangkan ke Kamboja untuk melatih tentara Kamboja.
Pada tahun 2008, terjadi konflik perbatasan antara Kamboja dengan Thailand di situs candi kuno Preah Vihear. Hingga terjadi kontak tembak antara kedua kekuatan yang menimbulkan kecemasan akan terjadinya perang terbuka antara Kamboja dan Thailand. Dalam suatu kesempatan Asintel Kopassus, Kolonel Bambang Ismawan mengatakan bahwa “Kita sempat dapat keluhan dari pihak militer Thailand. Mereka mengetahui prajurit yang digelar disana merupakan alumni Pusdikpassus Batujajar. Cara gelar dan penempatan pasukan sangat khas dan ditakuti pihak Thailand”.



KAMI TIDAK TAKUT SETAN, KAMI TAKUT SAMA PELATIH !!!..... KOMANDO !!!

Minggu, 07 Februari 2016

UJI COBA NUKLIR KOREA UTARA

 
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un
Pada Minggu, 7 Februari 2016, pukul 9:09 waktu setempat, Korea Utara mengklaim sukses meluncurkan program uji coba roket jarak jauh dari kawasan peluncuran roket di pesisir barat Korea Utara Pungye-Ri. Pihak Korea Utara melalui siaran KCNA (pers pemerintah Korea Utara) menyatakan bahwa Korea Utara memiliki kedaulatan atas hak meluncurkan satelit ke orbit dan menyatakan sukses meluncuran satelit pengamatan bumi Kwangmyongsong-4
Peluncuran roket tersebut merupakan ujicoba keempat dan jadwal peluncurannya dipercepat dari jadwal sebelumnya dan tanpa mengeluarkan peringatan kepada negara disekitarnya. Peluncuran tersebut kembali memanaskan keadaan di semenanjung korea dan bahkan di Asia Timur, sejak klaim Korea Utara berhasil melakukan ujicoba bom hidrogen pada 7 Januari 2016 lalu yang menyebabkan gempa-bumi sebesar 5,1 skala richter di semenanjung korea.
Program nuklir Korea Utara masih ditolak oleh dunia Internasional dan tidak meratifikasi traktat NPT (Non Poliferation Treaty). Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menolak himbauan internasional untuk menghentikan proyek nuklirnya dan menolak pengawasan IAEA terhadap fasilitas nuklirnya. Sehingga, Korea Utara harus menghadapi sanksi yang dijatuhkan oleh PBB dan dunia internasional. Peluncuran tersebut melanggar sanksi internasional terhadap negara tertutup tersebut. Bahkan, RRC sebagai sekutu dekat Korea Utara menyatakan rasa tidak terima atas peluncuran roket tersebut. AS dan RRC menyatakan menolak mengakui Korea Utara sebagai negara dengan kekuatan nuklir.
Pyongyang sudah beberapa kali melakukan ujicoba serupa. Apabila diurutkan sejak tahun 1993, Korea Utara sudah meningkatkan kemampuan jangkauan roketnya sepuluh kali lipat. Pada 1993, Korea Utara meluncurkan roket yang disebut barat sebagai rudal Nodong dengan jangkauan sejauh 1000km. Dengan jangkauan tersebut, rudal tersebut dapat menjangkau pesisir barat Jepang. Selanjutnya, pada 2003, Korea Utara sukses meluncurkan roket terbaru yang diberi nama Hwangsong I/ Taepodong I dengan jangkauan hampir tiga kali lipat dari ujicoba sebelumnya, yaitu mencapai 2900km. Dengan jarak tersebut, rudal korea utara mampu menjangkau negara-negara disekitarnya, seperti Korea Selatan, Jepang, China, Rusia, dan negara-negara di Asia Tenggara. Selanjutnya, pada 2009 Korea Utara mengembangkan rudal Hwangsong II/ Taepodong II yaitu merupakan rudal generasi lanjut yang memiliki jangkauan sepuluh kali lipat dari jangkauan Nodong I dan tiga kali lipat dari Taepodong I. Peluncuran rudal tersebut diklaim mampu menjangkau target sejauh 10.000km. jangkauan rudal tersebut mampu menjangkau Australia dan Kepulauan Hawaii.
Dikhawatirkan, uji coba roket tersebut merupakan tahap akhir program pengembangan senjata nuklir Korea Utara, setelah sebelumnya mengklaim berhasil mengujicoba bom hidrogen. Karena apabila kedua bagian tersebut dikombinasikan akan menghasilkan senjata nuklir jarak jauh yang sangat berbahaya.

Referensi