Senin, 08 Februari 2016

BATALYON 911/ PASUKAN KHUSUS KAMBOJA YANG DILATIH KOPASSUS



Batalyon Para Komando 911, merupakan batalyon pasukan khusus Angkatan Bersenjata Nasional Khmer, atau Angkatan Bersenjata Kamboja. Unit ini memegang peranan penting dalam terbentuknya Kamboja yang damai.
Kala itu, Kamboja sedang dikoyak perang saudara antara pemerintah kerajaan Khmer dan pemberontak Khmer merah pimpinan pol-pot. Khmer merah merupakan Partai Komunis Kamboja atau Kampuchea yang berafiliasi dengan Vietnam Utara. Pada 1975 Khmer Merah pimpinan Pol-pot berhasil menguasai Kamboja dan mendirikan Negara Demokratik Kampuchea.  Khmer Merah dikenal sangat kejam dalam mempraktikkan ajaran komunis, seluruh ajaran agama dilarang dan bagi setiap orang yang sedang beribadah akan dibunuh. Selain itu seluruh profesi intelektual (politisi, guru, dan dokter dilarang), orang yang memiliki hubungan dengan pemerintah, dan cendekiawan akan dibunuh. Dengan kekejaman tersebut, Khmer Merah di perkirakan membantai 2 juta warga sipil kamboja. Akhirnya perang saudara Kamboja dinyatakan usai pada Konvensi Paris 1991.
Seusai perang saudara, negara Kamboja hancur dan memerlukan bantuan internasional. Bantuan internasional berdatangan mulai dari makanan, obat-obatan, bahan bangunan, dan lain-lain. Dalam urusan pertahanan, militer Kamboja mengirimkan pasukannya untuk dilatih untuk menjadi pasukan linud. Kemudian, melihat keefektifan pasukan hasil didikan Kopassus, militer Kamboja menginginkan pasukannya agar dilatih pasukan khusus di Pusdikpassus. Untuk itu, pihak Kopassus membentuk sebuah tim untuk menyeleksi tentara Kamboja yang akan mengikuti pendidikan komando. Standar yang ditetapkan merupakan standar biasa yang ditetapkan bagi calon siswa komando pada umumnya, yaitu akademik, psikologi, jasmani, dan kemiliteran dasar serta minat.
Setiap tahun, militer Kamboja mengirimkan anggotanya untuk dilatih bersama dengan siswa komando di Pusdikpassus, Batujajar. Tidak ada perhatian lebih atau kesan yang terlalu dispesialkan “dienakin” bagi siswa komando dari Kamboja, mereka harus mengikuti pendidikan selama tujuh bulan bersama dengan siswa-siswa komando dari TNI.
Bagi lulusan Pusdikpassus asal Kamboja tersebut merupakan suatu kehormatan dapat menempa ilmu di Pusdikpassus, karena tidak semua anggota TNI saja dapat dididik disana. Lulusan-lulusan tersebut kemudian dimasukkan kedalam Batalyon 911 yang bermarkas di Pnom Pehn, ibu kota Kamboja. Lulusan Pusdikpassus tersebut juga melakukan pelatihan bagi tentara Kamboja lainnya. Tidak hanya itu, tim pelatih dari Kopassus juga didatangkan ke Kamboja untuk melatih tentara Kamboja.
Pada tahun 2008, terjadi konflik perbatasan antara Kamboja dengan Thailand di situs candi kuno Preah Vihear. Hingga terjadi kontak tembak antara kedua kekuatan yang menimbulkan kecemasan akan terjadinya perang terbuka antara Kamboja dan Thailand. Dalam suatu kesempatan Asintel Kopassus, Kolonel Bambang Ismawan mengatakan bahwa “Kita sempat dapat keluhan dari pihak militer Thailand. Mereka mengetahui prajurit yang digelar disana merupakan alumni Pusdikpassus Batujajar. Cara gelar dan penempatan pasukan sangat khas dan ditakuti pihak Thailand”.



KAMI TIDAK TAKUT SETAN, KAMI TAKUT SAMA PELATIH !!!..... KOMANDO !!!

3 komentar: